Blogroll

Pages

gubug ilmu bertandang ke putih abu-abu.

Sejenak kembali merenungi masa remaja. Salah satu hal yang paling menyenangkan adalah bisa pulang sekolah lebih awal, bebas dari tugas rumah, tidak jadi ujian.

gubug berwarna

Tidak ada yang sama dalam kehidupan ini. Tidak ada yang sewarna. semua tahu pelangi lebih indah jika berupa rupa, langit lebih elok saat lembayung menyaput warni.

Aktualisasi Kejujuran dan Ekspresi dalam Bingkai Gambar.

Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi diri

The Ugly Duckling (Teaching Narrative)

One summer afternoon, a mother duck sat quietly on her nest. In the nest were five beautiful eggs. She sat patiently, waiting for the five eggs to hatch and produce five little ducklings.

Mukena Merah Untuk Emak

Disambut panas yang aku yakin membekas biru tepat di paha kananku. Oalah… emak menarik selimut tipisku, kemudian memaksaku bangun dengan pukulan tulang tangannya. Padahal malam itu masih larut..

Selasa, 24 April 2012

Ramayana Ballet Prambanan 'Pengabdian dan Kematian'


22 April 2011. Suasana romantis segera terasa begitu memasuki area panggung terbuka di pelataran Candi Prambanan senin malam lalu. Langit dihiasi banyak bintang meski tanpa purnama. Ketika mulai memasuki panggung terbuka, cahaya temaram di tembok-tembok pintu masuk semakin menarik hati. Sekilas panggung terbuka tersebut terlihat lebar, namun setelah diamati lebih detail panggung tersebut sempit memanjang.
Adapun penontonnya ditempatkan pada tiga buah sisi yang mengarah ke bentuk setengah lingkaran. Bagi Anda yang duduk di bagian tengah dan sayap barat sedikit menguntungkan, sebab dapat melihat Candi Prambanan menjulang. Pemandangan Candi Prambanan yang disorot lampu kekuningan menjadi latar belakang pementasan. Namun pemandangan demikian tidak berlaku bagi penonton yang duduk di sayap timur. Penonton yang duduk di

Minggu, 18 Maret 2012

Aktualisasi Kejujuran dan Ekspresi dalam Bingkai Gambar


Ibenzani Hastomi*


“…Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi diri…
(Veri Apriyatno dalam Cara Mudah Menggambar dengan Pensil, 2006:1)

Minggu lalu, tepatnya 11 Maret 2012 saat anak-anak Gubug belajar menggambar, saya bertanya pada mereka, “Adik-adik mau menggambar apa?” Serempak mereka menjawab, “Menggambar pemandangan…” Saya pun berpikir sejenak. Ya, pemandangan memang tema favorit saya saat SD. Kini setelah beberapa tahun memori itu terekam kembali. Namun, dalam bayangan anak SD, pasti pemandangan identik dengan gunung dua,

Rabu, 14 Maret 2012

Learning Together

"God makes all things good; man meddles with them and they become evil" Jean-Jacques Rousseau (1712-1778
Rousseau adalah salah satu tokoh pendidikan asal Geneva Swiss. ia tumbuh dan berkembang di Perancis. Rousseau menggambarkan serbuah cara pendidikan ideal untuk anak dari sejak lahir sampai remaja. A return to nature adalah konsep pendidikan yang dikembangkan oleh Rousseau. Yakni sebuah pendekatan yang bersifat alamiah atau naturalisme. Konsep A return to nature menolak penggunaan seragam, kehadiran, tes yang distandarisasi serta kemampuan pengelompokan. Ia berpendapat bahwa kesemuanya iitu bersifat tidak alamiah.

Nadya


Hellow, my  name is Nadya Puspita. I was born in yogyakarta, 23th  December, 1997 and my age is 14 years old. Now I live with my family in my home at manding dawang sabdodadi bantul. My school is in MTsN sumberagung. It is near with polsek jetis.  My favorite food is sea food because it made me health. Just it I can say about my self and enough… I’m speech less.

Senin, 05 Maret 2012

White Board, Kliping dan Bobo *Terimakasih*

 Mingu 4 Maret 2012
   
Karya-karya grafis Ibenzani Hastomi. *Bund Bund
     Pagi perlahan bercahaya dan dinggin menguap. Pukul enam pada hari minggu. Malam rupanya menetaskan harapan seperti langit menetaskan bola api raksasa.  Yach hari ini aku mengemban bahagia di dada dan pikiran, karena hari ini aku akan mengambil Kliping untuk bahan bacaan anak-anak gubug. Seseorang membolehkanku mengambil kliping-klipingnya. Entah, tetapi bahagia itu tidak hilang meski hari beranjak siang.
     Di saat siang belum benar-benar bertengger, kebahagiaan baru datang. Sepasang suami istri (Anang Wisnu Pribadi dan Jeng Dini Yanuarti) memberikan White Board untuk dipakai di Gubug. Ternyata telinga Gusti ada di mana-mana, hati Gusti juga ada di hati siapa saja. Satu minggu ini otakku mencari jurus-jurus kreatif agar Gubug bisa mempunyai White Board. Maklum bulan ini sungguh tidak ada alat tukar *uang* lebih yang saya punya. Emak dan Babe pun saya mintai tolong untuk berfikir gimana caranya dapat White Board. Dan dengan cara yang jauh lebih kreatif dari yang saya pikirkan, White Board itu ada di Gubug.
    

Anak-anak Gubug di Senin Sore

Hari ini membuka mataku
hari ini membuka hatiku
hari ini memberi tahuku apa yang dapat ku perbuat untuk kehidupan..
refleksi mimpi kanak-kanak

***
 Mira, Rahma dan Frida. Lihat saja bagaimana mereka menekuni buku. Tanpa sadar sedikitpun bahwa kamera mencuri keindahan dari hati mereka. Sore seperti biasa mereka bermain-main di jalan gang-gang desa. berkejar-kejaran dan pasaran.
Sedangkan di Gubug ada anak-anak yang sedang bermain-main membaca cerita. Mereka membaca majalah Bobo, mereka-reka ekspresi dari tokoh yang mereka baca. Ramai. Tidak kalah ramai dengan anak-anak yang bermain di luar Gubug.
Tidak heran Mira, Rahma, Frida dan anak-anak lainnya pun tertarik untuk melongok ke Gubug. Awalnya hanya melihat.

Sabtu, 03 Maret 2012

Jalan Pulang

Telah diterbitkan SKH KR Yogyakarta

Roda mobil terus menggelinding, menggilas aspal hitam yang ikhlas. Di dalam mobil duduk Mahesa dan Istrinya Wina. Kedua buah hati mereka Sasa dan Bilal tidur pulas di kursi belakang. Terbuai mimpi mengunjungi kakek dan neneknya di desa, bergelayut manja sambil menikmati percakapan angin dan cemara. Sedangkan sayup-sayup ‘Goodbye my lover’nya James Blunt menghujamkan belati ke alam fikiran Mahesa dan Wina.
Dalam benak Mahesa berkelebat kenangan masa lalu. Terlihat sosoknya dua puluh tahun silam ketika dia menjadi seorang staf desain grafis. Gajinya masih jauh dari cukup untuk menghidupi Wina dan Sasa anak pertamanya. Hidup di kota tidak murah semua butuh uang. Beruntung Mahesa memiliki istri seperti Wina yang selalu bisa membelanjakan gajinya tanpa mengeluh. Menyadari kekurangan itu, dengan kejantanan yang sedikit terluka ia ijinkan istrinya ikut bekerja. Selama orang desa tidak tau maka Wina boleh bekerja.  

Mukena Merah Untuk Emak


Telah dipublikasikan di SKM Minggu Pagi



Dingin seketika menusuk-nusuk sekujur tubuhku. Disambut panas yang aku yakin membekas biru tepat di paha kananku. Oalahemak menarik selimut tipisku, kemudian memaksaku bangun dengan pukulan tulang tangannya. Padahal malam itu masih larut. Purnama belum menuntaskan hajat.
Emak memang berkuasa terhadap hampir apapun dimataku. Akupun bangun dengan terpaksa sambil meringis menahan sakit dan kantuk. Suaminya, aku, dua adik kecilku, kami semua dalam kuasanya dan tidak bisa menolak kehendaknya. Jika sedikit saja kami berani

Nyanyi Sunyi Pesisir


Pendapa rumah Mbah Rekso malam itu tidak ada suara lain. Kecuali suara kami  bertiga. Dan nyayian pesisir yang diantar oleh angin malam. Sengaja. Agar kami lebih khusuk bercerita. Aku, Seorang teman lama, dan Mbah Rekso duduk mengitari meja bundar. Temaram lampu kekuningan membantu kami untuk saling mengenali guratan perasaan. Kadang berupa senyum simpul, kerutan tidak setuju, datar tanpa tarikan dan sesekali tawa lebar tanda kami mulai menerima satu sama lain.
Di hadapan kami, teh panas beraroma melati terkucur ke beberapa cangkir poci. Persis seperti kucuran pipis laki-laki.

Jumat, 02 Maret 2012

Welcome Kagem Empat Ninja HItam

h6.ggpht.com/
Namanya Anonku Oh Sae Novit. Sampai sekarang aku belum tahu apa arti namanya atau apa maksud dari namanya. Aku pun tidak hendak bertanya pada yang empunya nama. Karena akan sia-sia. Yang empunya nama masih berusia sekitar 10 tahun. Ia seorang anak lelaki yang manis. Terlebih lagi ia begitu ingin mempelajari sesuatu.

Sekitar jam 2 siang, Anon sampai di Gubug Ilmu. Ia tidak sendirian melainkan bersama ke tiga temannya yang mengatakan hendak mengantar Anon belajar di Gubug Ilmu. Masih bertengger di atas sepeda mereka bertanya pada Mbok Wedok (ibundaku tercinta) 'Apa benar ini adalah Gubug Ilmu'. saat itu aku tengah bersiap menyantap terong rebus untuk. Mendengar suara anak-anak itu maka 'lunch' harus ditunda.

Empat sekawan dengan sepeda berukuran sedang berjajar di halaman Gubug. Matahari masih terik dan langit belum tertutup mendung. Walhasil sempurnalah kilatan keringat di pelipis yang terbalut kulit hitam. Aku tersenyum dan menyuruh mereka masuk ke gubug. Dazar anak-anak mereka ribut memain-mainkan ikan beta milik adik lanangku. Mereka baru berhenti setelah aku kembali menemui mereka.

Ke tiga teman Anon adalah Anggit Wibisono, Arya Tyastono, dan Fatur Roman Arda Peratama.  Anggit yang cerdas, aktif dan tentu saja hitam manis :),  lantas Arya yang ternyata adalah adik dari teman SMA ku, baru kemudian Arda. Dari ukuran badan Ardalah yang paling besar dan Anggit yang paling kecil. Siang itu mereka berempat belajar dan bermain di Gubug. Sejujurnya mereka sempat kaget kenapa Gubug begitu sepi. tentu saja mereka membayangkan Taman Baca yang ramai dan banyak anak-anak lain dengan segala fasilitas keren. Akh semoga mereka tidak kapok untuk kembali datang ke Gubug.

Empat Ninja Hitam
E, Sumaryati

Kamis, 01 Maret 2012

Thanks To Auva

Keinginan untuk berbagi tidak selamanya harus dimiliki oleh 'orang yang berlebih'.  Dalam segala keterbatasan diri rupanya keinginan itu terus saja datang. Bisa jadi 'saya pribadi' hendak berbagi duka lara kehidupan, tetapi setidaknya tidak untuk saat ini. Saat memimpikan Taman Baca Gubug Ilmu ada, jauh sebelum nama-nya saya temukan dalam keterdesakan keinginan, harapan 'saya pribadi' adalah berbagi segala kemungkinan dalam kehidupan.

Memberi ruang untuk seseorang dalam dunia kecil yang kita miliki di kehidupan ini adalah keindahan. [1.3.2012]

Bukan Mkhluk Imagimu

Malam yang ranum menyuguhkan berjuta bintang. Sungguh aku ingin cahayanya menembus tiap kulitku, namun sia sia... cahaya lampu terlalu tebal membungkus kota.Akhirnya aku hanya bisa diam. duduk di sebuah sudut sambil mendengarkanmu bercerita banyak hal tentang kemampuanmu.

kau mulai merambah tentang diriku yang ada dalam imagimu. Aku terbelalak kaget ketika aku tau ada aku yang sudah terangkai rapi dalam benakmu. Aku seperti apa dan akan berguna apa untukmu. Seketika itu aku buang semua kekagumanku terhadapmu. Sebuah pertalian yang aku tawarkan sudah terputus dengan keangkuhanmu. Sekali lagi aku bukan apa yang ada dalam imagimu, tapi aku adalah aku. Yang sesungguhnya ingin berjalan di sisimu sebagai makhluk yang bebas.

Huffff... dan aku tersadar, dengan berjalan disisimu aku tidak mendapatkan tanganmu, maka aku memilih untuk berjalan sendiri. Dan malam itu ketika malam mulai gugur kau baru tersadar jika aku sudah hilang dari sisimu.

E. Sumaryati

Obral Jeans

Stove pipe sederhana
Levis, lee cooper, Lea, Hugo Boss, Guess semuanya sudah terjamah oleh tangan Silvy yang lentik halus bukan main. Dari tadi kudengarkan jeritnya melengking terkagum-kagum pada celana jeans yang bergelantungan di mall. Dasar memang keuntungan wanita cantik, seksi pula, biar sudah hampir mirip orang gila tetap saja mendapat senyuman dari orang di sekelilingnya. Sesekali kutangkap tatapan tajam setajam silet mencabik-cabik tubuh Silvy yang mengenakan tang top dipadu Jeans tipe Slim fit. Denim dengan jenis bahan stretch yang mengandung lycra, sehingga mengikuti bentuk paha dan kakinya yang memang aduhai.

Seketika otakku berputar seperti gangsing, begitu cepat. Memutar-mutar Jeans yang membalut bagian tubuh bawah pusar para wanita. Menyuguhkan lukisan indah melebihi lukisan picaso. Sayangnya lukisan indah itu tidak bertiket alias geratis tis tis..! Semua orang boleh melihat, sepuasnya. Hingga bola mata meloncat sekalipun. Mulai dari direktur bank hingga direktur PPRT Penarik Pajak Rumah Tangga, biasanya disebut pengamen bisa saja melihat bahkan berimajinasi liar terhadapnya.

Rabu, 29 Februari 2012

Pengantar Ala Kadarnya

Membaca adalah partisipasi perjuangan, karena kata-kata adalah senjata.

Sekitar beberapa jam yang lalu saya di daulat oleh Eka Sumaryati untuk membuatkan akun blog untuk taman bacaanya. Segera saya menyetujui tanpa pikir panjang maupun adu argumen.

Meskipun sudah ada berjuta-juta akun informatif di internet juga blog-blog informatif yang repost maupun karya personal saya tetap dengan semangat membuat akun ini. Menurut Eka akun ini nantinya akan menampung kontribusi karya-karya tulis dari peserta taman bacaan yang juga digerakkannya.