Blogroll

Pages

Selasa, 24 April 2012

Ramayana Ballet Prambanan 'Pengabdian dan Kematian'


22 April 2011. Suasana romantis segera terasa begitu memasuki area panggung terbuka di pelataran Candi Prambanan senin malam lalu. Langit dihiasi banyak bintang meski tanpa purnama. Ketika mulai memasuki panggung terbuka, cahaya temaram di tembok-tembok pintu masuk semakin menarik hati. Sekilas panggung terbuka tersebut terlihat lebar, namun setelah diamati lebih detail panggung tersebut sempit memanjang.
Adapun penontonnya ditempatkan pada tiga buah sisi yang mengarah ke bentuk setengah lingkaran. Bagi Anda yang duduk di bagian tengah dan sayap barat sedikit menguntungkan, sebab dapat melihat Candi Prambanan menjulang. Pemandangan Candi Prambanan yang disorot lampu kekuningan menjadi latar belakang pementasan. Namun pemandangan demikian tidak berlaku bagi penonton yang duduk di sayap timur. Penonton yang duduk di
sisi ini tidak bisa melihat kemegahan candi.
Malam itu, saya datang bersama rombongan mahasiswa mata kuliah CCU  untuk pertama kalinya. Beberapa rombongan wisatawan asing juga tampak menempati tempat duduk di bagian tengah dan sayap  barat. Ballet Ramayana dimulai pukul setengah delapan dan berakhir pada pukul setengah sepuluh. Pertunjukan dimainkan dalam dua babak.

Sinopsis Cerita
Adegan dibuka dengan tarian yang mempesona. Babak pertama mengisahkan sayembara yang diadakan oleh Prabu Janaka untuk menentukan pendamping putrinya, Shinta. Rama Wijayalah yang menjadi pemenang. Babak selanjutnya petualangan Rama Wijaya besama Shinta diikuti oleh adik Rama di hutan Dandakala. Di hutan mereka bertemu Rahwana yang kemudian menaruh hati pada Shinta karena diduga jelmaan Dewi Widowati. Rahwana lalu menyususn strategi untuk mendapatkan Shinta. Mula-mula ia mengubah pengikutnya menjadi kijang cantik dan lincah. Shinta tertarik dan meminta Rama menangkapnya. Akhirnya Rama pun pergi meninggalkan Shinta untuk menangkap Kijang. Shinta dijaga oleh adik Rama, namun kemudian Shinta ditinggal sendiri dengan dilindungi lingkaran penjaga, karena adik Rama menyusul sang kakak.
Malang perlindungan itu gagal dan Shinta berhasil diculik oleh Rahwana setelah sebelumnya Rahwana menyamar sebagai Durna. Babak selanjutnya adalah upaya Rama membebaskan Shinta dibantu oleh Sugriwa. Babak ini berakhir dengan kisah Anoman obong. Saat Rahwana berhasil dibunuh, Shinta terselamatkan.  Namun sayang, kepercayaan Rama pudar dan menyangka Shinta sudah tidak suci. Untuk membuktikan kesuciannya, Shinta membakar dirinya. Terbuktilah bahwa Shinta masih suci. Rama dan Shinta pun akhirnya kembali menjadi pasangan kekasih.

Kesan
Dari kisah yang dipertunjukan di Ballet Ramayana, saya terkesan pada beberapa hal. Pertama, nilai pengabdian:  Sebut saja pengabdian adik Rama terhadap kakaknya, Shinta terhadap Rama, bahkan pengikut Rahwana pun memiliki tingkat pengabdian yang tinggi. Kedua, penghormatan terakhir bagi yang telah meninggal. Jika disaksikan dengan seksama, setiap kisah kematian pasti ditandai dengan prosesi tarian penghormatan. Baik itu kematian tokoh antagonis maupun protagonis. Dari sini saya terkesan akan nilai penghormatan terhadap kematian. Tidak peduli siapapun itu.

0 komentar:

Posting Komentar