Learning
can broadly be defined as any process that inliving organisms leads to
permanent capacity change and which is not solely due to biological maturation
or ageing (Illeris 2007, p.3).
Melanjutkan
mengkaji pemikiran Illeris dalam bukunya yang berjudul ‘Contemporary Theories of
Learning: Learning Theorists... in their own words’ sebagai salah
satu bentuk refleksi tentunya bukanlah sesuatu yang salah. Ada begitu banyak
pakar menuangkan idenya mengenai subtansi pembelajaran. Di zaman sekarang tentu
topik tersebut bukan hanya milik kalangan pendidikan dalam bidang psychologi, pedagogy semata, melainkan
telah menjadi topik hangat di kalangan pelaku ekonomi dan politik. Salah satu
penyebabnya menurut Illeris adalah berkembangnya pola pikir yang meyakini
tingkat pendidikan dan ketrampilan suatu negara, perusahaan serta individu
merupakan tolak ukur yang penting untuk sebuah
persaingan di era globalisasi serta sebagai parameter pengetahuan
masyarakatnya.
Namun demikian Illeris mengajak
pembacanya untuk meyakini bahwa pembelajaran sebagai parameter persaingan
merupakan fungsi sekunder semata. Menurutnya, fungsi utama belajar adalah
sebagai salah satu kemampuan manusia yang paling dasar serta merupakan
manifestasi dari kehidupan manusia itu sendiri. Ia mengakui bahwa ‘belajar’
merupakan proses dalam diri manusia yang mencakup serangkaian proses yang
sangat luas dan rumi tsehingga membutuhkan pemahaman menyeluruh, yakni tidak
semata mencakup sifat dan proses belajar itu sendiri melainkan mencakup segala
kondisi yang mempengaruhi maupun dipengaruhi oleh proses tersebut. [gubug]
0 komentar:
Posting Komentar